Tanggal 28 Nopember 2010, aku kembali mendapat kesempatan yang luar biasa melayani ibadah Minggu di Gereja tercinta kami, di Manuran. Persiapan yang dilakukan selama seminggu bersama rekan-rekan pelayanan sungguh membekas di hati. Ini kala pertama aku melayani lagi setelah Gedung Gereja Manuran direnovasi. Sebelumnya kami sempat ibadah berpindah tempat ke Kantin Manuran, karena Gereja sedang dibongkar habis-habisan. Tapi meski tidak beribadah di Gereja, semangat anak-anak Tuhan yang rindu datang memuji menyembah Tuhan bersama saudara seiman tidak berkurang, malah semakin semangat. Seperti yang sudah aku tulis, semangat anak-anak Tuhan di Manuran sungguh-sungguh dibakar sejak awal tahun 2010. Banyak anak Tuhan yang dulunya tidak ke Gereja, sekarang mulai rajin ke Gereja. Bahkan sekarang banyak yang rindu untuk melayani di Gereja, dengan memberi persembahan puji-pujian. Thanks God.
Seminggu yang ada kami pakai untuk sungguh-sungguh berlatih. Sejarah ibadah di Manuran, belum pernah kantoria (beberapa orang yang memimpin pujian di depan). Ada beberapa alasan aku menggait beberapa anak Tuhan untuk bersama melayani sebagai kantoria, antara lain mengajar mereka untuk melayani di Gereja, mengajar mereka untuk berani tampil, mengajar mereka dan jemaat bernyanyi dengan benar (percaya gak percaya semua lagu, meski sebenarnya itu lagu dengan tempo cepat, tetap aja dinyanyikan begitu lambat oleh jemaat, huuff...) dan ingin berbagi dengan mereka. Malam-malam latihan yang kami lalui tidak hanya berisi latihan semata, tapi kami juga sharing tentang Firman Tuhan. Bahkan ada juga loh yang curhat kalau di kerjaan dia selalu ditanya-tanya mengenai iman percayanya, dengan berbekal pengetahuan pas-pasan dia menjawab, tapi lewat sharing malam-malam itu kami tuntaskan semua. Bahkan timbul ide awal tahun depan kita mau PA. wow!!! Tuhan berkati dan buka jalan buat kami (mohon dukungan doa dari semua teman-teman yaaa...)
Selain mereka bertugas sebagai kantoria, mereka juga memainkan sebuah fragment di akhir khotbah. Sungguh menyentuh, hingga beberapa orang jemaat ada yang menitikkan airmata dan sebagian lainnya menundukkan kepala (entah apa yang ada di pikiran mereka, tapi Tuhan tau!). Para pelaku fragment pun tidak terlewat dari lawatan Tuhan, beberapa terharu dan menitikkan airmata (bisa dibayangkan fisik mereka yang besar dan kekar, berkulit hitam, wajah sangar, suara keras dan kadang agak kasar; menitikkan airmata??? luar biasa Tuhan!)
Dalam sejarah perjalanan ibadah Gereja Manuran, tercatat bahwa malam itulah ibadah Minggu yang paling lama (2 jam, biasanya malah ada yang cuma 30 menit) dan jemaat terbanyak (89 jemaat), sampai pelayan harus menggotong-gotong bangku dari Kantin. Dan ups, print-an lagu-lagu untuk ibadah kurang. Aku hanya nge-print sebanyak 40 lembar (karena biasanya paling banyak itu 30-an orang). Tapi Puji Tuhan, itu tidak menjadi penghalang untuk jemaat memuji Tuhan dengan semangat. Awal ibadah dibuka dengan pujian baru (sebenarnya itu lagu lama, tapi baru pernah didengar disini), judulnya "Allah itu baik", kemudian dilanjutkan dengan lagu "Dari terbit matahari" dan "Hari ini Harinya Tuhan" (in Indonesia dan in Toraja language, hehehe). Awalnya banyak yang segan dan agak kaku untuk bertepuk tangan dan menggoyangkan tubuh, tapi di lagu kedua, 80% mereka menggoyangkan tubuh (meski agak malu-malu) dan bertepuk tangan. Praise the Lord.
Tak hanya vocal group dari karyawan/karyawati yang mengisi ibadah malam hari itu, tapi dari masyarakat Rauki pun tidak mau ketinggalan memuji Tuhan. Tidak main-main, mereka benar-benar mempersiapkannya dengan perfect! Dan (itulah Tuhan, selalu bekerja dalam segala hal), tema lagu-lagu yang dipersembahkan pas dengan waktu mereka tampil dan tema khotbah (padahal kita tidak saling tahu loh!). Semua bersukacita, meski kita pulang agak malam (jam 9 malam lewat dikiiiiittt).
Saudara-saudaraku di Manuran dan yang dulu pernah ada di Manuran, teruslah berkarya dalam Tuhan dimana pun kita berada. Ada banyak hal yang Tuhan rindu kita lakukan sebelum Tuhan memanggil kita kembali ke surga, salah satunya adalah MELAYANI Allah dan sesama. Tanpa memandang latar belakang, suku, bangsa, bahasa, warna kulit, pendidikan, peradaban, dan banyak lagi, khususnya di tempat-tempat yang tidak terjamah oleh peradaban. Keselamatan dan kabar sukacita bukan hanya milik orang-orang di kota, bukan hanya milik Gereja yang megah dan jemaat kaya, bukan hanya di tempat-tempat tertentu saja, tapi juga milik saudara-saudara kita yang jauh di pedalaman dan tempat-tempat terpencil, bahkan seperti Manuran ini; yang tidak pernah ada di peta. Lihatlah, begitu banyak anak Tuhan yang haus akan kasih sejati, haus akan kebenaran dan teladan hidup. MAUKAH KITA MELAYANI MEREKA?. Saya minta maaf apabila selama 1 tahun di tahun 2009 melupakan hal ini, tapi Tuhan mengingatkanku lewat peristiwa-peristiwa yang menyedihkan dalam hidupku. Memang Tuhan punya caranya sendiri untuk menegur dan menghajar anak-anaknya yang lari dari rencana-Nya.
Aku tidak tahu apakah ini pelayanan terakhirku di Manuran atau tidak. Keinginanku dalam waktu dekat akan meninggalkan pulau yang kurang lebih 3 tahun ini aku diami, tapi biarlah rencana Tuhan saja yang terjadi. Kalaupun aku pergi, aku sudah melihat ada orang-orang yang akan dipakai Tuhan untuk menjadi teladan dan pelayannya, bahkan mungkin saja yang tidak pernah kita sangka-sangka akan dipakai Tuhan luar biasa.
Teman-teman, meski kalian sudah tidak ada lagi di Manuran, tapi bagaimanapun kalian pernah ada di Manuran dan pernah merasakan bagaimana pergumulan pulau ini. Mohon dukungan doanya agar saudara-saudara kita terus bertumbuh di dalam iman percaya mereka kepada Tuhan Yesus Kristus. Sehingga saudara-saudara kita di Manuran ini selalu mempersembahkan hidup mereka yang suci, kudus dan berkenan kepada Allah, tidak hanya itu saja, tetapi mereka tidak mengikuti cara hidup dunia tetapi berubah menurut pembaharuan budi mereka; seperti tertulis dalam Roma 12:1-2 yang menjadi bahan renungan yang aku bawakan di Minggu malam tanggal 28 Nopember 2010. Tuhan memberkati kita semua. Amen.
Para Kantoria --> improvisasi mode on :) |
Jemaat di sayap kanan gereja |
Jemaat sayap kiri gereja |
Pujian dari PAM (lagu bahasa Biak) Thema lagunya mengajak untuk memuji Tuhan |
VG. Agape (isinya cewek-cewek uey) judul lagu: Kami Butuh Jamahan Tuhan |
VG. BAPA BERMAZMUR (BAPA singkatan dari Batak-Papua),thema lagunya pengharapan |
Solo Eden Voice 1, Thema lagunya anak manusia yang hidup dalam kekeringan merindukan kasih dan pengampunan Tuhan Yesus |
VG SADATU (singkatan dari Satu Dalam Tuhan), menaikkan pujian dalam bahasa Biak yang intinya bersyukur |
VG Mess 8, bernyanyi dengan musik dari CD. Pujiannya bercerita tentang pengampunan |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar