Selasa, 13 November 2012

Hahaaayyy... baru sadar [lagi] punya akun di blogger, iseng ketik fofo's wife eee... muncul deh tulisan-tulisan lamaku :) Alhasil, hasrat menulisku seolah bangkit dari gubug... hahaha...

Terakhir posting tulisan tahun 2011, waaww, lumayan lama juga ya aku vakum... 
Dulu nulis postingan di salah satu pulau kecil di Raja Ampat, Papua Barat dengan status [baru jadi]istri, tapi sekarang mulai menulis lagi sudah di Sangatta, Kalimantan Timur dengan status [baru jadi] mami dari bayi cantik bernama Christie Wyona Agatha Zai. Hmmm... sepertinya tulisan-tulisan berikutnya akan lebih seru lagi, karena sekarang bahan ocehan sudah ada di depan mata [baca: Wyona]. so bekicot, eehhh cekidot deh tulisan-tulisan berikutnya ^^

Add caption
                                This is it........... Wyona and her mom [ekye maskutnyeeee]

Selasa, 11 Januari 2011

KEGAGALAN SEORANG AYAH


1 Samuel 2
Ayah seorang yang benar akan bersorak-sorak; yang memperanakkan orang-orang yang bijak dan bersukacita karena dia (Amsal 23:24)

Kegagalan Eli sebagai seorang ayah mengakibatkan kehancuran bagi keturunannya. Allah tidak bisa membiarkan diri-Nya dipermainkan. Dia menghakimi tanpa memandang bulu.

Sangat ironis bahwa sebagai anak-anak seorang imam, anak-anak Eli justru melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Mereka melanggar batas yang berlaku bagi seorang imam melalui tindakan mereka mencuri apa yang menjadi hak Tuhan (2:12-16) serta melakukan perbuatan tidur dengan perempuan-perempuan yang melayani di depan pintu Kemah Pertemuan (2:22). Kebiasaan tidur dengan perempuan-perempuan yang melayani peribadatan itu merupakan tiruan terhadap kebiasaan kafir. Di mata Allah dan manusia, Eli telah gagal, baik sebagai seorang imam maupun sebagai seorang ayah. Eli lebih takut kepada anak-anaknya dibandingkan kepada Allah (2:29), sehingga dia tidak berani mendisiplin kedua anaknya dengan semestinya (2:23-25). Sikap Eli tersebut mendatangkan celaka, bukan hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi keturunannya (2:30-34).

Bacaan Alkitab hari ini mengingatkan kita akan tiga hal: Pertama, seorang ayah adalah pemimpin dalam keluarga yang bertanggung jawab memimpin anak-anaknya untuk menyembah Allah. Kedua, keberhasilan atau kegagalan anak ditentukan oleh cara seorang ayah mendidik anak-anaknya saat mereka masih kecil. Ketiga, Allah akan menuntut pertanggungjawaban dari setiap ayah tentang tanggung jawabnya untuk memelihara dan mendidik anak-anaknya. Walaupun tidak ada seorang ayahpun yang sempurna di dunia ini, tetapi ada ayah yang terus mau belajar menjadi ayah yang baik. Sudahkah para orang tua menghargai tanggung jawab untuk mendidik anak yang diberikan oleh Allah? [EF/P]





Minggu, 09 Januari 2011

DI BAWAH KOLONG LANGIT INI, SEMUA ADA WAKTUNYA

Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal
Ada waktu untuk tertawa, ada waktu untuk menangis
Ada waktu untuk berdiri, ada waktu untuk duduk
Ada waktu menanam, ada waktu untuk menuai
Ada waktu untuk berbicara, ada waktu untuk diam
Ada waktu untuk bekerja, ada waktu untuk istirahat
segala sesuatu ada waktunya, begitu kata Pengkhotbah

Ada waktu aku datang, dan aku yakin ada waktunya aku pergi
Ada waktu aku mengalami beban berat ini, dan aku yakin ada waktunya aku dilepaskan
Ada waktu aku menanti sesuatu, dan aku yakin ada waktunya aku mendapatkannya
Ada waktu aku berdoa, dan aku yakin ada waktunya doaku terjawab
Ada waktu aku ditinggal oleh orang-orang yang aku cintai, dan aku yakin ada waktunya aku terhibur dengan hadirnya orang-orang yang aku cintai
Ada waktunya aku terlahir di dunia, dan aku yakin ada waktunya Tuhan memanggilku kembali ke sorga


Untuk segala sesuatu ada waktunya
Tuhan sudah mengatur segala sesuatunya agar menjadi indah tepat pada waktunya
Apabila hari ini engkau bersedih, jangan lupa ada waktunya engkau akan tertawa bahagia
Apabila hari ini engkau tertawa bahagia, jangan lupa ada waktunya engkau harus mengalami kesedihan
Semua dijadikan Tuhan plus minus agar engkau dan saya hidup bergantung kepada-Nya
Karena usaha apapun yang engkau dan saya lakukan untuk mengubah sesuatu tidak akan berhasil apabila tanpa seijin-Nya
Berdoa dan percaya saja apa yang terjadi dalam hidupmu dan ku adalah yang terbaik yang Tuhan berikan


Usaha manusia untuk menjadikan sesuatu dalam hidupnya seperti usaha menjaring angin
Karena Tuhan sudah menetapkan jalan hidupmu dan ku agar hidupku dan hidupku indah


Tuhan memberkati

Ada waktu kita dilahirkan

Ada waktu kita kembali kepada Sang Pencipta

Ada waktu kita tertawa bahagia

Ada waktu kita menangis sedih












Selasa, 07 Desember 2010

PRINSIP PEMBANGUNAN TEMPAT IBADAH SEBAGAI SARANA KEDIAMAN ALLAH


Ini beberapa renungan harian yang aku dapat dari internet untuk memberkati kita semua, khususnya jemaat Allah yang saat ini mungkin saja sedang membangun/merenovasi Gereja.
Disertakan juga sketsa Bait Allah yang dibangun oleh Salomo dan Tabut Allah.
Selama membaca, Tuhan memberkati :) 

KEDIAMAN TUHAN DAN SARANA BERIBADAH
2 Tawarikh 2:1-18

Siapakah yang layak membangun tempat bagi Tuhan? (6). Pertanyaan ini disampaikan Salomo sebagai ungkapan yang lahir dari kesadaran bahwa sesungguhnya tak seorang pun layak mendirikan rumah bagi Dia. Padahal kita tahu persis bagaimana Salomo merencanakan dan menyediakan bahan-bahan untuk membangun bait Allah tersebut. Ia merencanakan pembangunan tersebut dengan matang (4-5). Ia menginventarisir semua potensi yang ada, baik itu sumber daya manusia, alam, maupun benda-benda lain yang dibutuhkan untuk membangun bait Allah (2,7,8,13,14,17). Bait Allah itu akan dibangun dengan megah (5). Namun mengapa Salomo masih merasa tidak layak untuk membangun tempat bagi Tuhan?

Bagi Salomo, sekalipun rancangannya sangat megah, tetap saja bangunan itu bukan tempat yang layak untuk kediaman Tuhan. Ia sadar bahwa Tuhan Allah terlalu agung dan mulia untuk mendiami bangunan yang didirikan manusia. Ia merasa tidak layak dan tidak mampu untuk membangun tempat yang layak bagi Tuhan. Karena itu dengan kerendahan hati, ia melihat Bait Allah itu hanya layak sebagai tempat untuk membakar korban di hadapan Tuhan (6). Sungguh sebuah sikap yang lahir dari kerendahan hati dan rasa hormat pada Tuhan. Ia tidak berpikir untuk menjadikan pembangunan Bait Allah ini sebagai monument yang mengukuhkan keberhasilan dan kejayaannya sebagai raja Israel. Ia melihat Bait Allah sebagai sarana beribadah kepada Allah.

Sikap Salomo perlu diteladani pengikut Kristus. Memang hampir setiap orang Kristen rindu untuk mendirikan gereja. Ini baik, tetapi perlu dikritisi: apa motivasi dalam mendirikan rumah Tuhan? Apakah murni untuk menyediakan sarana beribadah atau hanya sebagai monumen kejayaan dan keberhasilan? Sebesar apa pun gereja yang kita bangun, semegah apa pun bangunannya akan jadi sia-sia bila hanya dipakai sebagai sarana untuk menunjukkan kemampuan kita, dan bukan sebagai sarana beribadah kepada Tuhan, Allah kita



PRINSIP PEMBANGUNAN GEREJA
2 Tawarikh 3:1-14

Pembangunan Bait Allah di Gunung Moria, di Yerusalem telah dimulai. Ukurannya sangat besar, panjang 27 meter, lebar 9 meter, dan tinggi 54 meter (1-4). Ruang Maha Kudus dilapisi emas seberat 20 ton (ayat 8). Paku-pakunya terbuat dari emas (9). Permata-permata mahal dipakai sebagai perhiasan. Kayu yang dipergunakan adalah kayu terbaik (5). Pembangunan pun dikerjakan dengan bersungguh-sungguh.

Kesungguhan Salomo membangun Bait Allah tak hanya terlihat dari upayanya menyediakan bahan bangunan yang terbaik dan orang-orang yang ahli membangun. Ia juga seriusmengikuti aturan-aturan yang terdapat dalam Keluaran 26:33-34 (2 Tawarikh 3:8) tentang pembuatan ruang Maha Kudus, Keluaran 25:18-20 (2 Tawarikh 3:10-13) tentang pembuatan kerub-kerub dan Keluaran 26:31 (2 Tawarikh 3:14) tentang pembuatan tabir. Dari sini kita bisa melihat bagaimana Salomo mengembalikan pemahaman umat pada peraturan yang benar tentang peribadatan. Ini penting agar maksud mendirikan tempat ibadah tidak tercermari, sehingga bangsa Israel kembali mendekat pada Tuhan dan beribadah dengan cara yang benar pula.

Hal ini penting untuk kita perhatikan ketika ingin membangun gereja. Tak perlu membangun gereja seperti hasil rancangan Salomo, tetapi kita bisa meneladani prinsip-prinsip pembangunan bait Allah, yaitu memberikan materi, tenaga, dan pikiran yang terbaik untuk pekerjaan pembangunan. Kita juga harus membangun dengan memperhatikan aturan-aturan yang ada. Sekalipun konteks kita saat ini berbeda dengan konteks Salomo, tetapi kita tidak bisa menjadikan pendirian rumah Tuhan dengan menghalalkan berbagai cara. Sungguh ironi bila pembangunan tempat ibadah dimulai dengan sikap-sikap yang melanggar peraturan atau menggunakan cara-cara yang tidak berkenan di hadapan Allah. Memang tidak mudah, tetapi memulai pekerjaan Tuhan memerlukan kejujuran, ketulusan dan kepatuhan terhadap firman Tuhan, sehingga tidak akan mencemari maksud kita untuk memberikan yang terbaik bagi Tuhan.

Sketsa Bait Allah yang dibanguna oleh Raja Salomo
 
Bait Allah rancangan Raja Salomo

Salomo's temple
 
Bait Allah

Tabut Perjanjian bangsa Israel

GREEN SAND PAPI (-_-")

Bukan suamiku namanya kalau gak adaaaa aja kelakuannya... 
Kadang bikin kesel, kadang bikin marah, tapi tidak jarang juga bikin aku ketawa lucu ama kelakuannya...
Sering dia bikin kejutan kecil yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya :)
Pernah satu malam, dia buru-buru pulang dari kantor cuma untuk ngasih aku kunang-kunang yang baru aja ditangkapnya dan dimasukkan ke dalam plastik bening... 
Pernah juga dia sengaja naruh satu butir kelapa di depan kamar, karena tiga hari sebelumnya aku iseng aja sih sebenernya bilang, "papi, pengen kelapa..."
tapi aja juga tuh yang ngeselin, tapi lucu juga sih... 

Jadi begini ceritanya, aku kan ngebatasin konsumsi mie instant, telor dan minuman bersoda untuk alasan kesehatan. Makanya makan mie ada jadwalnya, 3 hari sekali baru boleh makan "mie goreng enak buatan istri tersayang"; begitu suamiku menamai mie goreng buatanku dan istilah itu juga yang dia sebut kalau lagi berdoa sebelum makan, "Tuhan terima kasih buat mie goreng enak yang sudah dimasak sama istriku tersayang", hehehe...
Pernah satu kali saking pengennya makan mie (btw, suamiku itu paling maniak ama yang namanya mie... huufff), tapi belum waktunya, jadi dia ngerayu, semua jurus rayuannya keluar, tapi sorry yeee... gak mempan tuuuhhh... hahaha... trus pas aku keluar kamar untuk ngambil sesuatu di luar kamar, ternyata dia sibuk mendekor tempat tidur kami dengan stock mie kami. Dia jejerin semua mie bungkus demi bungkus di sekitar tempat tidur, trus dia tidur di tengahnya. Bisa dibayangkan kan pas aku masuk kamar lihat pemandangan "gak wajar" itu... hahhaa... kesel, dongkol, tapi juga lucu... :D
Ada aja kelakuannya... Tapi tetap aja dia gak berhasil mendapatkan mie goreng enak istri tersayang :D


Dan, lagi lagi siang ini, sebelum jam makan siang tadi, dia datang ke kantorku hanya untuk ngasih tau kalau dia menemukan sekaleng green sand di tas ransel nya, dan seingatku tas ransel itu terkahir dibawa cuti waktu kami nikah bulan Maret lalu, jadiiiii... itu green sand udah berumur sekitar 7 bulan lebih di dalam ranselnya... o mai gat... please deh papi...


Dia menegaskan kalau itu "tidak expired" dan layak untuk dikonsumsi dalam kondisi dingin... huuufff... 
dan sekarang posisi green sand itu ada di dalam kulkas, siap dalam kondisi layak untuk dikonsumsi (versi suamiku) sepulang dia kerja sore ini... (okay lah papi...)


yah, itulah suamiku... 
suka duka kami lalui bersama dan tidak terasa tanggal 13 Desember nanti genap 8 bulan usia pernikahan kami...
tadi malam sepulang Natal dia bilang kalau dia bahagia memiliki aku sebagai istrinya :)
me too papi :))


***menunggu menghabiskan sore bersama suami dan green sand*** :D


Green sand papi

Senin, 06 Desember 2010

Natal Bersama Karyawan/i di Manuran

Natal tlah tiba... Natal tlah tiba... hurray... hurray... 
(Libur diganti Natal :p )

Tidak terasa ujung tahun 2010 sudah ada di depan mata. Sepertinya baru kemarin aku merayakan Natal bersama keluarga besar suami dalam suasana duka di rumah mertua, karena Bapak mertua kekasihku dipanggil Bapa tepat di hari dimana seharusnya dia bertugas memimpin pujian perayaan Natal Persatuan orang Nias di Tanjung Pinang. Tapi ternyata Tuhan Yesus lebih suka Bapak merayakan Natal dan bernyanyi bersama malaikat di Surga... **miss you Pak!**

Yah... Natal selalu menjadi sesuatu yang istimewa bagi seluruh orang Kristen di seluruh dunia, tidak hanya pas tanggal 25 Desember nya saja, tapi begitu memasuki bulan Desember, suasana Natal itu sudah mulai terasa. Tidak berbeda dengan orang-orang Kristen di sini, di Manuran. Semua mempersiapkan banyak hal untuk merayakan "hari ulang tahun" Tuhan Yesus, yang lahir untuk mati bagi seluruh manusia yang begitu dikasihi-Nya. Mungkin hanya segelintir orang yang merasakan makna Natal itu, tapi semua orang, tanpa terkecuali merayakan "meriah"nya pesta Natal. 

Manuran dengan segala keterbatasan dan kekurangannya mencoba memberikan sesuatu yang indah sebagai kado ulang tahun Tuhan Yesus. Maka Manuran pun disulap bak "istana di negeri dongeng". Bagaimana mungkin? ya iyalah, mana ada pohon pinus yang berbunga pita produksi, mana ada dahan pohon kelapa yang berbentuk ikan dan ketupat (gak mau kalah ama Lebaran!), mana ada tenda kecil yang dikelilingi helai daun kelapa + pita produksi warna warni kalau bukan di negeri dongeng, dan itu jadi nyata di Manuran.

Mungkin kalau dilihat dari dekorasinya akan membuat kita bingung. Ini Natal, Lebaran, 17-an, atau acara Nikahan??? believe it or not, semua dekorasi acara itu "numplek" jadi 1 dalam dekorasi Natal Bersama tahun 2010. Meriah ueeeyyy!!! 
Sepanjang jalan dari depan Laboratorium sudah dipasang umbul-umbul (berdera yang biasa dipake kalau 17-an), nyiur di sebelah kanan jalan (seperti acara nikahan), ornamen ikan dan ketupat (kayak Lebaran) yang menggantung di sepanjang pita produksi yang dibentang memanjang hingga ke tenda depan gereja. Warna hijau, merah, kuning, biru, putih, emas, silver dan banyak lagi berbaur menjadi satu, betul-betul ciri khas orang Papua yang menyukai warna-warna meriah dan kontras. Pokoknya betul-betul beda dengan hari-hari biasa di Manuran yang hanya didominasi dengan warna coklatnya ore.

Salib besar dengan lampu biru kelap kelip sudah menyala sedari sore, dan lonceng sudah di "toki" (dipukul maksudnya) pertama kali jam 6 sore sebagai alarm kalau 1 jam lagi ibadah akan dimulai. jam 7 kurang 15 menit malam aku, suamiku, Elisabeth, mas Dedeth dan Douglas keluar dari mess 12 menuju gereja. sesampai di depan Laboratorium kami disambut warna warni dan kelap kelip lampu yang begitu kontras dengan awan mendung malam itu. Tapi meski demikian tidak menyurutkan langkah kaki jemaat Allah yang rindu merayakan Natal bersama. Sesampainya di depan gereja, kami disambut penerima tamu yang cantik dan ganteng-ganteng, dengan senyum ramah mereka menyerahkan lilin dan lembar tata ibadah natal dan seorang mengiring kami dan menunjukkan tempat duduk di kursi no 2 dari depan untuk kami, tetapi Elisabeth dan mas Dedeth lebih memilih duduk di bangku paling belakang. Dari ujung jendela aku, suamiku dan Douglas duduk berturut-turut. Persis di depan kami ada pohon natal dan palungan yang terbuat dari pohon pisang dan rumput-rumputan, bagus sekali :) aku sempat mengambil gambar nya sebanyak 2 kali.

Acara dimulai tepat jam 19.10 menit, artinya tepat telat 10 menit. Seorang MC cantik, Dina, berdiri di mimbar kecil dan membacakan urutan acara. Kemudian Liturgos ganteng, Pak Wilson, alias Pak Kumis melanjutkan dengan liturgi Natal. Pelayan dan jemaat bersahut-sahutan membaca Liturgi Natal. Dan masuklah ke dalam penyalaan lilin. "Blepp!!!" semua lampu dimatikan, kecuali lampu kelap-kelip di pohon natal dan palungan, dan seluruh jemaat diajak untuk menyenandungkan lagu "Malam Kudus" dengan setengah suara. Begitu hikmat dan menyentuh. Satu-satu perwakilan penyalaan lilin Natal dipanggil oleh MC yang diselengi dengan narasi Natal oleh Sepnath Tauran. Penyalaan lilin pertama oleh Bapak pendeta, berturut-turut wakil pelayan (Welfrit), wakil ASP (Douglas), wakil dari PIM (Pak Anton), dan wakil seluruh karyawan (suamiku). Semua lilin sudah menyala, begitu juga lilin kecil yang ada di tangan seluruh jemaat, kemudian dengan bangkit berdiri kami menyanyikan lagu Malam Kudus dengan suara penuh. Begitu syahdu dan meneduhkan hati.

Firman Tuhan yang dibawakan oleh Bapak Pendeta diambil dari Matius 5 dan Yohanes 1, sedangkan tema Natal sendiri diambil dari Yohanes 1:9 bahwa Terang yang sesungguhnya itu sedang datang ke dunia. Firman Tuhan yang disampaikan begitu singkat, sekitar 20 menit, tapi sungguh menyentuh dan relevan dengan kehidupan kami; jemaat di Manuran. Bahasa yang sederhana tapi tepat sasaran begitu memberkati (besok-besok khotbah di Manuran lagi ya pak Pendeta :p ). Persembahan puji-pujian dari tamu undangan pun begitu indah menceritakan kejadian lahirnya Sang Putera Natal ke dunia ini untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Dan ketika prosesi persembahan, seluruh jemaat yang sudah diberikan amplop dari panitia, memasukkan ucapan syukur mereka ke dalam palungan yang sudah disediakan di depan altar. Diiringi lagu Gita Sorga Bergema, jemaat berjalan menuju palungan satu persatu dan memasukkan amplop ucapan syukur mereka. 

Setelah ibadah Natal selesai, dilanjutkan dengan sambutan serta pesan dan kesan Natal. Kesempatan pertama diberikan kepada Ketua Panitia Natal. Dan disinilah puncak kelucuan yang terjadi. Ketua Panitia Natal, Om Boni, entah ada dimana, sampai MC turun mimbar untuk mencari si Pak "Ketu", dan begitu ketemu dan maju ke mimbar, eeee... si om Boni malah membacakan laporan dana Natal (berapa duit yang masuk, belanja berapa, dan sisa berapa), kontan saja seluruh jemaat tersenyum-senyum kegelian, dan sebagian malah ada yang tertawa (tapi pelaaannn, kan malyu!). Dengan style-nya yang super PD om Boni bicara, agak lucu karena mungkin tidak biasa menggunakan mic, menambah lucu penampilannya di depan seluruh jemaat. Aku melirik ke arah Bapak Pendeta, dan betul sekali, Pak Pendeta juga tersenyum geli. Setelah om Boni selesai, giliran Pak Pendeta memberikan pesan dan kesan natalnya, singkat dan padat, sepertinya itu ciri khas dari Bapak Pendeta satu ini. Dia mengaitkan antara Natal dan peresmian bangunan gereja yang dilakukan di pagi hari dan berpesan kepada seluruh karyawan untuk tidak menyalahgunakan izin ibadah setiap hari minggu yang diberikan perusahaan. Jadi begini, perusahaan memberi ijin kepada karyawan meninggalkan Manuran untuk beribadah di kampung masing-masing, tapi ternyata sering kali karyawan hanya menjadikan ibadah alasan agar mereka bisa meninggalkan tugas pekerjaan mereka di Manuran dan bersenang-senang di kampung. Salut, berarti Pak Pendeta perhatian sama jemaatnya :)
Setelah Pak Pendeta, selanjutnya Douglas mewakili Pimpinan ASP, dan Pak Yansen mewakili pimpinan PIM.
Dengan berakhirnya pesan dan kesan natal, maka berakhirlah seluruh rangkaian acara Natal Bersama Karyawan/i di Manuran yang dilanjutkan dengan makan makaaaaannn, eh... maksudnya Perjamuan Kasih (biar keliatan orang Kristen nya :D )

Ada yang langsung menyerbu meja makan, ada yang sibuk bersalam-salaman, ada pula yang narsis berpose di samping pohon natal dan palungan... yah, itu kan POTO WAJIB kalau Natal... hahaha...

Malamnya dilanjutkan dengan acara suling tambur (biasa) hingga jam 12 malam. Cuma satu kata yang bisa aku ceritakan tentang suling tambur ini **MENGGELAAARRR** (soalnya aku gak ikut siiihhh, jadi gak tau kondisi di "TKP", hehehhe)

Oke deh... Selamat Ulang Tahun Tuhan Yesus... Selamat Natal Manuran... Semoga Damai Natal mendiami hati kita sekarang dan selamanya... Tuhan Memberkati :)